28 Juli 2008

malam pertama itu....

pagi ini, saya luangkan sebentar waktu untuk membaca kiriman email dari seorang saudara yang sangat perhatian terhadap saya. Dari judulnya, email itu sangat provokatif sekali, terutama karena saya langsung berkonotasi lain pada judul ini. Ya. Subjek yang beliau kasih untuk emailnya kali ini adalah "renungan kematian" tapi isi di dalamnya berjudul "malam pertama" ... hmmm.....



saya kutip secara lengkap. ini isi emailnya :

Malam Pertama


Satu hal sebagai bahan renungan kita…


Tuk merenungkan indahnya malam pertama
Tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawiyah semata
Bukan malam pertama masuk ke peraduan Adam dan Hawa


Justeru malam pertama ‘perkawinan’ kita dengan Sang Maut
Sebuah malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara
Hari itu…mempelai sangat dimanjakan
Mandipun…harus dimandikan


Seluruh badan kita terbuka….
Tak ada sehelai benangpun menutupinya. .
Tak ada sedikitpun rasa malu…
Seluruh badan digosok dan dibersihkan
Kotoran dari lubang hidung dan anus dikeluarkan


Bahkan lubang ? lubang itupun ditutupi kapas putih…
Itulah sosok kita….
Itulah jasad kita waktu itu


Setelah dimandikan…,
Kitapun kan dipakaikan gaun cantik berwarna putih


Kain itu …jarang orang memakainya..
Karena bermerk sangat terkenal, yaitu Kafan


Wewangian ditaburkan ke baju kita…
Bagian kepala.., badan…, dan kaki diikatkan


Tataplah….tataplah… itulah wajah kita
Keranda pelaminan… langsung disiapkan
Pengantin bersanding sendirian…
Mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga
Menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita
Diiringi langkah gontai seluruh keluarga


Serta rasa haru para handai taulan
Akad nikahnya bacaan doa ketika engkau dimasukkan ke lahat


Berwalikan liang lahat..
Saksi - saksinya gumpalan-gumpalan tanah yang ditaburkan pelayat




dan akhirnya…..
Tiba masa pengantin..
Menunggu dan ditinggal sendirian…
Tuk mempertanggungjawab kan seluruh langkah kehidupan


Malam pertama bersama ‘kekasih’..
Ditemani rayap - rayap dan cacing tanah
Di kamar bertilamkan tanah..
Dan ketika 7 langkah telah pergi….
Kitapun kan ditanyai oleh sang Malaikat…
Kita tak tahu apakah akan memperoleh Nikmat Kubur…
Ataukah kita kan memperoleh Siksa Kubur…..
Kita tak tahu…dan tak seorangpun yang tahu….
Tapi anehnya kita tak pernah galau ketakutan….
Padahal nikmat atau siksa yang kan kita terima
Kita sungkan sekali meneteskan air mata…
Seolah barang berharga yang sangat mahal…


Inilah masa menunggu sebelum tibanya hari akhir dari segala-galanya. .
Akankah sejak malam ini kita menunggu untuk ke surga atau ke neraka..
Mungkin tak pantas kita rasanya menjadi ahli syurga…
Tapi….tapi ….sanggupkah kita menjadi ahli neraka…


Wahai Sahabat…mohon maaf…jika malam itu aku tak menemanimu


Bukan aku tak setia…
Bukan aku berkhianat….
Tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan
Rasa sayangku padamu lebih dari apa yang kau duga


Aku berdo’a…semoga kita bisa khusnul khotimah sehingga jadi ahli syurga.
Amien….



hufff.......
beraaaaaaaaaaat sekali setelah membaca ini, perasaan saya jadi aneh ...
ya, bagaimana tidak. Saat saya membayangkan diri saya mengalami malam itu, saat itu, apa saya siap? Meski terkadang saya berfikir, sungguh untuk mengakhiri kepelikan hidup, mungkin saat menemui-NYA. Tapi ternyata saya salah. Saat menemui-NYA, sangat banyak bekal yang harus dipersiapkan. Sangat banyak kotoran dan noda yang harus dibersihkan terlebih dahulu. Sungguh. Jadi pilu rasanya hati ini. Apa yang sudah saya lakukan untuk DIA? Apa yang sudah saya siapkan untuk bekal menemui-NYA?

Benar. Saat seorang saudara lagi menyebutkan bahwa saya sedang futur. Huuuu....... Naudzubillah. jangan sampai saya mengalami ini, dan mungkin malah berkelanjutan disini, terlena dalam kelalaian....

Subhanallah,

Ya Allah ...

aku berlindung kepada-MU,
aku meminta kepada-MU,
berikan hamba kekuatan untuk menjadi hamba-MU yang taat, istiqamah, dan ...
sungguh, sangat banyak yang lainnya ....
lindungi hamba dari sifat tercela, jauhkan dari rasa takabur, iri, dengki, dan entah apa lagi penyakit hati yang sangat banyak dapat merasuk ke diri ini ...
aku yang sangat lemah,
sangat rapuh ... miskin ilmu, miskin amal ...
Allah ... beri hamba karunia-MU agar hamba dapat mencukupi bekal hamba untuk menemui-MU ...
amin

14 Juli 2008

PHK ???

Baca postingan dari Bapak Dadang Kadarusman di milis motivasi indonesia yang juga diposting di blog beliau.


Sangat miris memang memandang kehidupan ini, karena memang akan selalu ada sisi negatif dan cabang kemungkinan yang mungkin terjadi dan belum tentu kita harapkan. Bersiap-siap. itu yang harus dilakukan. Tapi apa yang harus dilakukan sebagai persiapan oleh seorang karyawan biasa yang hanya memiliki kemampuan untuk menghidupi dirinya sendiri? Dengan jam kerja yang ekstra padat? Jika pilihan pada keamanan secara finansial saat dikenai PHK. Itupun sangat sulit untuk dilaksanakan. Bagi seorang yang memiliki jabatan atau berpenghasilan tinggi dengan jam kerja yang longgar mungkin hal ini dapat dilaksanakan. Tapi bagaimana dengan sang pegawai biasa? yang justru memiliki resiko PHK yang lebih tinggi?

huhhh.....
what's the thing gona be do with an ordinary .... (bahasa inggrisnya kacau....)